Mengenai Layanan Jasa ini
Metode seismik yang digunakan dalam eksplorasi didasarkan pada pengukuran respons gelombang suara yang memancar pada suatu medium dan kemudian dipantulkan dan dibiaskan di sepanjang lapisan sedimen atau batas batuan yang berbeda (Ramdhani, Manik dan Susilohadi, 2013). Metode seismik refleksi adalah mengukur waktu tibanya gelombang yang dipantulkan dari lapisan sedimen atau batuan. Sedangkan metode seismik refraksi adalah untuk menentukan kecepatan gelombang seismik yang memancar di bawah permukaan. Metode ini didasarkan pada sifat perambatan gelombang yang memiliki pembiasan dengan sudut tertentu akibat adanya perbedaan kecepatan perambatan gelombang antar medium.
Metode seismik refleksi terbagi menjadi dua yaitu seismik dangkal dan seismik dalam. Seismik dangkal memiliki resolusi yang lebih baik daripada seismik dalam, namun kedalaman penetrasi gelombang lebih terbatas. Seismik dangkal dapat diterapkan untuk melihat ketebalan sedimen di suatu perairan. Alat untuk metode ini dan umum digunakan untuk eksplorasi sedimen air adalah Sub Bottom Profiler (SBP).
SBP bekerja dengan cara memancarkan gelombang FM atau gelombang suara yang meledak ke dasar perairan. Gelombang akan menembus hingga ke lapisan sedimen. ketika gelombang menembus, gelombang akan mengalami impedansi akustik. Impedansi akustik adalah kemampuan batuan untuk melewatkan gelombang melewatinya. Semakin keras suatu batuan maka semakin besar nilai impedansi akustiknya. Impedansi akustik dinyatakan dengan persamaan berikut:
Di mana:
Z = Impedansi akustik sedimen
v = Kecepatan gelombang dalam sedimen
? = Kepadatan sedimen
Impedansi akustik kemudian digunakan untuk menghitung koefisien refleksi Rayleigh (R). Sylwester (1983) dalam Ramdhani, Manik dan Susilohadi (2013) menyatakan bahwa kekuatan sinyal pantulan bergantung pada kontras impedansi akustik (R) di seluruh permukaan bidang pantul. Perhitungan koefisien refleksi Rayleigh ditunjukkan oleh persamaan berikut:
Di mana:
R = koefisien refleksi Rayleigh
Z1 = Impedansi Akustik medium 1
Z2 = Impedansi Akustik media 2
Survei SBP dapat dilakukan bersamaan dengan survei batimetri. Gambar di atas menunjukkan metode Pengukuran SBP untuk tipe Pinger, tipe Chirper, dan tipe Boomer. Kapal yang dilengkapi alat ini akan bergerak sesuai dengan jalur yang telah ditentukan. Data yang dihasilkan dari SBP rentan terhadap gangguan akibat getaran mesin kapal sehingga pemasangan peralatan harus jauh dari mesin kapal.
Persegi panjang kuning pada penampang hasil SBP merupakan batuan dengan ukuran batuan sedimen yang lebih halus. Persegi panjang merah menunjukkan batuan dengan permukaan dasar laut yang kasar, menghasilkan difraksi gelombang. Segi empat hijau diinterpretasikan sebagai batas sedimen pasir yang menjadi target pekerjaan ini. Persegi panjang biru adalah noise (ghosting).