Survei Arus Laut

Ocean Current Survey menggunakan ADCP dan Direct Reading Current Meter. Penempatan posisi pengukuran arus laut harus mempertimbangkan kemudahan akses, proses pengamatan, dan berada pada kedalaman lebih dari 15 meter. Posisi Current meter dapat ditentukan dengan GPS genggam. Pembacaan arus laut harus dilakukan secara kontinyu setiap 60 menit, dan waktu pengamatan harus sama dengan waktu pengamatan pasut. Survei Arus Laut dapat dilakukan dengan dua macam alat yaitu ADCP (Automatic Doppler Current Profiler) atau Direct Reading Current Meter. ADCP (Automatic Doppler Current Profiler) adalah alat yang dapat mengukur kecepatan dan arah arus pada berbagai kedalaman sekaligus dengan menggunakan teknologi Doppler. Pada ADCP terdapat data logger yang merekam data kecepatan dan arah arus pada berbagai kedalaman yang dibutuhkan secara otomatis selama beberapa hari dalam setiap jamnya.

Gambar 1. ADCP and measurement cells.

Gambar 2. ADCP Installation.

Selain menggunakan ADCP, pengukuran arus laut juga dapat menggunakan “Direct Reading Current Meter”. Kelemahan pengukuran menggunakan Current meter adalah operator harus mengecek kondisi arus setiap satu jam secara manual.

Gambar 3. Direct Reading Current Meter.

Hasil pengamatan arus laut, dapat diplot berupa arah dan besaran nilai arus, hasil plot data arus dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4. Total Current.

Arus total terdiri dari arus yang disebabkan oleh arus pasut dan arus non pasut. Arus pasang surut dapat diidentifikasi dengan pola arus yang berputar. Arus non-pasang surut adalah arus sisa dari arus total dikurangi dengan arus pasang surut. Arus non pasang surut dapat disebabkan oleh meteorologi, geografi, geologi, dll. Namun biasanya arus non pasang surut paling banyak dipengaruhi oleh arus yang disebabkan oleh efek meteorologi (angin dan cuaca). Gambar di bawah menunjukkan arus pasang surut dan arus non-pasang surut dari arus total dari gambar di atas.

Gambar 5. Tidal Currents.

Gambar 6. Non-Tidal Currents.