Mengenai Projek ini
Apa Itu Danau Buatan ?
Danau merupakan kawasan dengan perairan yang tenang. Danau dapat terjadi secara alami maupun buatan. Ada danau buatan yang terbentuk karena memang sengaja dibuat manusia, namun ada juga yang tidak sengaja seperti hasil dari kegiatan penambangan terbuka. Curah Hujan yang cukup tinggi membuat kawasan penambangan terbuka menjadi cepat terisi air dan terbentuklah kawasan danau. Danau yang sengaja dibuat manusia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pertanian, habitat bagi ikan, penampungan air bersih, mengurangi resiko bajir, ataupun menjadi objek tujuan wisata.
Bagaimana Kita Bisa melihat ke dalam Danau Tanpa Harus Menyelaminya
Klien kami di wilayah Kalimantan, memiliki wilayah izin usaha pertambangan atau IUP yang belum berproduksi. Namun, kawasan itu sudah menjadi danau. Memang, areal tambang mereka berdekatan dengan areal tambang perusahaan lain. Ada tiga kemungkinan yang bisa menjadi penyebab terbentuknya danau tersebut. Hipotesis pertama, air meluap akibat danau yang terbentuk bekas tambang dari perusahaan tetangga. Hipotesis kedua adalah terjadinya longsor di area pertambangan, sedangkan hipotesis ketiga adalah adanya kegiatan pengerukan secara ilegal. Salah satu cara untuk mengetahui kemungkinan penyebab dari ketiga hipotesis di atas adalah dengan melihat kondisi bawah permukaan danau. Masalahnya, sangat sulit melihat kondisi bawah permukaan tanpa alat, karena air danau keruh dan dalam, serta penglihatan kita terbatas. Solusinya adalah dengan menggunakan metode geolistrik, karena metode ini dapat mengetahui kondisi bawah permukaan.
Inilah Perbedaan Jarak Antara Elektroda Terhadap Hasil Data Geolistrik
Di sisi lain, untuk mendapatkan resolusi yang baik, jarak antar elektroda dapat dikurangi. Semakin kecil jarak antar elektroda, semakin baik resolusi gambar geolistrik yang dihasilkan. Namun perlu diingat bahwa jarak antar elektroda yang terlalu kecil juga dapat mempengaruhi keakuratan data dan waktu pengambilan data yang lebih lama. Oleh karena itu, pemilihan jarak antara elektroda dan bentangan kabel harus dilakukan secara cermat untuk mendapatkan data geolistrik yang baik dan sesuai dengan tujuan pengukuran.
Kolaborasi Data Geolistrik Bawah Permukaan dengan Topografi Darat dan Bawah Air
Selain data geolistrik, kami juga mengukur data batimetri. Kedua data saling memperkuat dan berkolaborasi selama interpretasi. Dari hasil keduanya diperoleh beberapa informasi untuk menentukan hipotesis. Hasil batimetri menunjukkan bahwa kontur dasar danau menunjukkan pola tertentu. Hal ini juga sejalan dengan hasil pengukuran geolistrik. Hasil geolistrik juga dapat menunjukkan nilai resistivitas di bawah dasar danau. Anomali resistivitas menunjukkan berbagai lapisan dengan resistivitas rendah hingga tinggi. Dari hasil resistivitas ditentukan arah kontinuitas dan kemiringannya. Hasil akhir berupa kesimpulan dari beberapa interpretasi yang dapat dilihat dari hasil pengukuran batimetri dan geolistrik. Dari hasil tersebut dipilih salah satu hipotesis yang paling mendekati kondisi lapangan.
Baca Lebih Lanjut
-
Tahun
2022
-
Layanan Jasa
Survei Geolistrik
-
Nama Klien
LAPI-ITB