Tumpahan minyak merupakan salah satu masalah lingkungan yang serius, memberikan dampak negatif yang luas terhadap ekosistem laut dan pantai. Kejadian ini seringkali diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti kecelakaan kapal tanker, kerusakan pada instalasi pengeboran minyak lepas pantai, dan kebocoran dari penyimpanan atau transportasi minyak. Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia dan dunia telah menyaksikan beberapa kasus tumpahan minyak besar yang menimbulkan kerusakan ekologis dan ekonomi yang signifikan.
Indonesia pernah mengalami beberapa kasus tumpahan minyak yang besar, termasuk insiden Montara tahun 2009, tumpahan minyak di Teluk Balikpapan tahun 2018, dan di Karawang tahun 2019. Di tingkat global, tragedi Deepwater Horizon di Teluk Meksiko tahun 2010 merupakan salah satu peristiwa tumpahan minyak terbesar, dengan perkiraan 3.2 juta barel minyak bocor ke laut.
Tumpahan minyak di laut mengakibatkan berbagai perubahan fisik dan kimiawi pada minyak tersebut, yang berdampak pada hilangnya fraksi minyak dari permukaan laut dan perubahan yang tertinggal dapat merusak lingkungan laut. Dampaknya mencakup keracunan pada organisme laut dan pencemaran pada air laut, pantai, serta ekosistem maritim.
Salah satu langkah awal penting dalam menanggulangi tumpahan minyak adalah pemodelan tumpahan minyak untuk memprediksi pergerakan polutan. Ini melibatkan studi kasus spesifik, seperti di Cilacap, Jawa Tengah, dengan memodelkan pola pergerakan tumpahan minyak berdasarkan berbagai faktor lingkungan seperti pasang surut, arus, dan gelombang. Pemodelan berikut memodelkan pola pergerakan tumpahan minyak yang mengambil studi kasus di Cilacap, Jawa Tengah. Model merupakan model sederhana dengan durasi selama 3 hari dari tanggal 18 Mei 2022 hingga 20 Mei 2022. Input aliran pada syarat batas terbuka menggunakan input data pasang surut dengan waktu yang sama, selain itu input untuk syarat batas terbuka untuk aliran sungai menggunakan data debit Sungai Donan dan Sungai Segara Anakan. Pada simulasi model ini sumber tumpahan minyak dibuat menjadi dua sumber. Berikut adalah hasil model pergerakan tumpahan minyak dari waktu ke waktu
Penelitian dari Woods Hole Oceanographic Institution menyoroti pentingnya memahami pengaruh sinar matahari terhadap tumpahan minyak di permukaan laut, yang secara signifikan dapat mengubah komposisi kimiawi minyak【Sumber】. Proses foto-oksidasi, dibantu oleh sinar matahari, berperan penting dalam mengoksidasi minyak di permukaan laut【sumber】. Ini memberikan insight baru dalam strategi penanggulangan dan pemodelan tumpahan minyak, memperlihatkan bahwa penanganan tumpahan minyak harus mempertimbangkan kondisi lingkungan, termasuk paparan sinar matahari.
Pada kasus Deepwater Horizon, penelitian intensif dilakukan untuk memonitor dan memodelkan kondisi oseanografi dan distribusi serta nasib minyak yang tumpah. Ini termasuk pengamatan in situ dan terpantau dari jarak jauh, serta studi model laboratorium dan numerik untuk memahami kondisi oseanografi empat dimensi di Teluk Meksiko dan pengaruhnya terhadap distribusi minyak yang tumpah【Sumber】.
Pemodelan oseanografi merupakan komponen kritikal dalam strategi penanggulangan tumpahan minyak, memungkinkan para peneliti dan responden untuk membuat prediksi yang akurat mengenai pergerakan dan dampak tumpahan minyak. Dengan memahami proses fisik dan kimiawi yang mempengaruhi penyebaran minyak, seperti foto-oksidasi oleh sinar matahari, para peneliti dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mengatasi tumpahan minyak dan meminimalkan dampaknya terhadap lingkungan maritim.
Untuk informasi lebih lanjut tentang penelitian dan pemodelan oseanografi dalam konteks tumpahan minyak, kunjungi situs Woods Hole Oceanographic Institution dan US
15 February, 2024
Muh. Rama Adyaksa