Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa banyak proyek offshore di Indonesia gagal atau mengalami cost overrun?
Jawabannya sering terletak pada satu hal yang terlihat sepele tapi dampaknya luar biasa: ketidaktahuan kondisi bawah laut.
Dari gambar yang saya lihat di atas, tim prihaditama sedang menjalankan survei Sub Bottom Profile (SBP) menggunakan teknologi Boomer. Ini bukan sekadar pekerjaan teknis biasa—ini adalah fondasi dari setiap keputusan besar proyek offshore.
Caption: Tim surveyor sedang mengoperasikan sistem Boomer untuk survey Sub Bottom Profile di perairan Indonesia
Data Kementerian ESDM menunjukkan 40% proyek offshore di Indonesia mengalami keterlambatan atau pembengkakan biaya karena kondisi geologi yang tidak terprediksi.
Bayangkan:
Semuanya karena satu hal: kurangnya data geologi bawah laut yang akurat.
Caption: Sistem kabel hydrophone yang berfungsi menangkap gelombang akustik yang dipantulkan dari lapisan bawah laut
Dari pengalaman saya menangani puluhan proyek offshore, teknologi Boomer punya keunggulan yang susah ditandingi:
Caption: Proses operasional survey SBP yang memerlukan koordinasi tim yang solid dan peralatan yang tepat
Survey Sub Bottom Profile ini bukan cuma soal "lihat apa yang ada di bawah". Ini soal mengungkap cerita yang tersembunyi di dasar laut:
Ketebalan Sedimen
Struktur Batuan Dasar
Anomali Geologi
Caption: Sistem dual-float yang memberikan stabilitas optimal untuk akuisisi data SBP berkualitas tinggi
Saya pernah menangani proyek jetty di Kalimantan. Client awalnya skeptis dengan budget untuk survey SBP yang "terlihat mahal".
Hasil survey mengungkap:
Outcome:
Tanpa survey SBP? Proyek itu bisa jadi bencana finansial.
Banyak client yang masih berpikir survey geofisika adalah "unnecessary cost". Padahal data menunjukkan:
Ini investasi yang ROI-nya jelas terukur.
Q: Berapa lama survey SBP biasanya dilakukan? A: Tergantung luas area, biasanya 3-7 hari untuk area 1-2 km². Weather window jadi faktor utama.
Q: Apakah survey SBP bisa dilakukan di semua kondisi cuaca? A: Idealnya wind speed <15 knots dan wave height <1.5 meter. Safety selalu prioritas utama.
Q: Seberapa detail data yang bisa didapat? A: Resolusi vertikal bisa mencapai 20-30 cm, horizontal sekitar 2-5 meter tergantung kecepatan kapal.
Q: Apakah perlu permit khusus untuk survey SBP? A: Ya, perlu izin dari DJBC, TNI AL, dan Kemenhub. Proses biasanya 2-4 minggu.
Survey Sub Bottom Profile bukan luxury—ini necessity untuk setiap proyek offshore yang serius.
Jika kamu sedang merencanakan proyek offshore atau butuh data geologi bawah laut yang akurat, jangan tunggu sampai masalah muncul.
Konsultasi gratis dengan tim kami. Kami sudah menangani 200+ proyek survey di seluruh Indonesia dengan track record zero major geological surprise.
Contact: prihaditama.com
06 October, 2025
Admin Prihaditama