Survei Georadar di TMII (Taman Mini Indonesia Indah)

PT. Prihaditama | WA:085294149948. Sedia jasa survey georadar / gpr untuk pemetaan instalasi bawah tanah, pengukuran kekuatan tiang pondasi, dan keguanaan lain.

Georadar Survey at Taman Mini Indonesia Indah

Mengenai Projek ini

Rekonstruksi TMII Setelah Covid-19

Kuartal pertama 2022, setelah libur panjang karena Covid19, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan melakukan rekonstruksi dan pemugaran besar-besaran arenanya. Nah, kondisi kawasan yang sudah lama kosong ini memang saat yang tepat untuk melakukan beberapa pembangunan sebelum dibuka kembali untuk umum setelah lama ditutup akibat PPKM dan lockdown.

Kondisi TMII setelah lama tutup

Kondisi TMII setelah lama tutup karena Covid 19

Sebelum melakukan pembangunan, dibutuhkan beberapa dokumen, seperti peta persebaran utilitas di bawah permukaan. Dokumen ini diperlukan agar proses konstruksi tidak merusak utilitas yang ada. Sayangnya, data yang ada tidak ada. Kondisi TMII yang dibangun sejak tahun 1972 membuat arsip dokumen pembangunan tidak tersimpan dengan baik, karena pada saat itu penyimpanan data belum sesederhana dan semudah sekarang. Alternatif lain adalah meregenerasi peta baru. Lalu bagaimana cara memetakan utilitas di bawah permukaan yang tidak terlihat oleh mata kita secara langsung? GPR adalah solusinya!

Metode GPR Untuk Pemetaan Utilitas Bawah Permukaan

Ground Penetrating Radar (GPR) juga dikenal sebagai Georadar. Merupakan metode dari rekayasa geofisika yang menggunakan perambatan gelombang elektromagnetik yang merespon perubahan sifat elektromagnetik dari medium di bawah permukaan. Kecepatan rambat gelombang elektromagnetik merupakan faktor pengendali utama dalam terjadinya peristiwa pantulan, yang sangat ditentukan oleh kontras nilai permitivitas relatif antara media latar belakang (media penyisipan) dan objek yang terkubur/target, atau dapat berupa kontras antar lapisan.

Metode GPR bekerja dengan memiliki rentang frekuensi dari 25 MHz hingga 2 GHz (2000 MHz). Ada beberapa pilihan frekuensi antena. Ini bervariasi sesuai dengan tujuan survei atau investigasi. Pemilihan antena dengan frekuensi yang lebih tinggi memungkinkan hasil resolusi yang lebih baik, namun kedalaman target lebih dangkal. Sebaliknya, memilih antena dengan frekuensi yang lebih rendah memungkinkan kedalaman target yang lebih dalam, tetapi dengan resolusi yang kurang baik. Kegiatan survei GPR di TMII dilakukan untuk memetakan utilitas yang ada di wilayahnya. Jadi perlu untuk menyelidiki utilitas di daerah yang lebih dangkal dengan data resolusi terbaik.

Kegiatan survei ini membutuhkan antena GPR yang memiliki frekuensi menengah agar kedalaman dan resolusi data yang diperoleh lebih optimal. Antena dengan frekuensi 450 MHz telah dipilih untuk memetakan utilitas dengan target kedalaman kurang dari enam meter.

 

Setelah semua jalur GPR didapatkan, data tersebut diolah agar dapat diinterpretasikan. Interpretasi dilakukan dengan melihat anomali yang muncul pada setiap baris bagian georadar. Utilitas yang berada di bawah permukaan akan menunjukkan anomali hiperbolik seperti terlihat pada gambar. Kemudian anomali-anomali tersebut dihubungkan sesuai dengan bentuk anomali hiperbolik yang ada sebangun dan sejajar dengan garis lainnya. Hasil akhir berupa sketsa interpretasi distribusi utilitas bawah permukaan yang dapat digunakan sebagai data pendukung dalam persiapan konstruksi.

contoh anomali hiperbola yang terlihat di lintasan yang berdekatan

Baca Juga

survei georadar untuk mencari pipa dan kabel di bawah permukaan tanah kota bandung Survei Georadar Kota Bandung
Akuisisi Ground Penetrating Radar (GPR) di Sunter, Jakarta Survei Utilitas Menggunakan Georadar di daerah Sunter-Jakarta
survey georadar untuk pengukuran kekuatan tiang pondasi dan kedalaman pile / pondasi Survei Georadar Di PLNE Surabaya
  • Tahun

    2022

  • Layanan Jasa

    Survei Georadar

  • Nama Klien

    Konsultan PT. PUPR