publikasi hasil kompilasi metode survey georadar dan magnet laut di sungai CBL untuk memetakan jalur pipa bawah tanah dan bawah sungai

Publikasi metoda survey GPR di sungai pada acara EAGE-HAGI 1st Asia Pacific Meeting, Yogyakarta

PT. Prihaditama telah menunjukkan keterlibatannya tidak hanya dalam menjalankan proyek untuk memenuhi kebutuhan industri, tetapi juga dalam mengambil bagian aktif dalam publikasi metode survei Ground Penetrating Radar (GPR) di sungai. Kontribusi ini dihadirkan dalam acara "EAGE-HAGI 1st Asia Pacific Meeting on Near Surface Geoscience & Engineering" yang berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 9 hingga 13 April 2018. Dalam dunia konstruksi, rute pipa baru sering kali harus disesuaikan dengan infrastruktur yang telah ada, termasuk jalur pipa minyak, gas, kabel tegangan tinggi, dan saluran air lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memetakan lokasi dengan akurat untuk menghindari kerusakan pada fasilitas yang sudah ada ketika memasang pipa baru. Namun, dalam beberapa kasus, infrastruktur bawah tanah dan bawah air dapat mengalami penyimpangan dari cetak biru awal, yang menekankan perlunya verifikasi lokasi yang tepat dari pipa minyak yang terkubur di bawah tanah dan terendam di sungai menggunakan metode yang ekonomis dan efisien.

Survei Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi pipa minyak yang terkubur pada kedalaman kurang dari 6 meter di bagian barat dan timur sungai. Analisis lapangan menunjukkan bahwa medium di bawah permukaan terdiri dari interkalasi serpih ke pasir kering, dengan kecepatan rambat gelombang rata-rata sekitar ±0,1 m/ns. Data GPR yang telah diproses mampu menghasilkan bentuk-bentuk hiperbolik yang diartikan sebagai objek yang terletak pada kedalaman 0,1 hingga 3,5 meter di bawah permukaan. Posisi objek-objek ini kemudian dikaitkan dengan jalur pipa minyak yang ada di seberang sungai.

Selain survei GPR, survei magnetik juga dilakukan di daerah sungai untuk memvalidasi data dari survei GPR. Dari data ini, dihasilkan peta sinyal analitik dari total intensitas magnetik, yang menunjukkan adanya anomali tinggi di bawah sungai. Anomali tinggi ini kemudian ditafsirkan sebagai pipa minyak yang terendam air. Posisi objek anomali dari data GPR terproses kemudian ditampilkan pada peta dasar jalur pipa yang terlihat di permukaan, di mana objek anomali yang sejajar dengan pipa di permukaan ditafsirkan sebagai jalur pipa bawah tanah. Delineasi pipa yang berada di bawah sungai didasarkan pada anomali tinggi dari data magnetik.

Sebanyak sembilan pipa berhasil terdeteksi dari data GPR yang telah diproses, dan hasil interpretasi data magnetik. Namun, kemungkinan adanya tiga pipa lain yang tidak terdokumentasikan juga dapat diidentifikasi berdasarkan kedua jenis data geofisika tersebut. Dengan demikian, pengetahuan mengenai keberadaan infrastruktur bawah tanah, seperti pipa minyak di sepanjang sungai, sangat penting untuk menghindari kerusakan dan memastikan keselamatan lingkungan dan masyarakat sekitar.

 

Baca Juga Tentang Teknologi GPR Lainnya

Magang di Bandung Mempersiapkan Ahli Jasa Survey GPR Terbaik
Teknologi Terbaru Georadar Dangkal 450 MHz Wireless
Ujicoba Drone GPR di Kalimantan Tengah
Ujicoba GPR Terbang di Riau
Jasa Survey Underground Mapping
  • Tanggal

    17 April, 2018

  • Penulis

    Ferry Aries